Hanya seorang biasa yang ingin berbagi cerita dan akan menghadapi perjuangan bagaimana kehidupan seorang istri, ibu sekaligus menantu yang bekerja. KEEP MOVING FORWARD.......... MUNDUR SELANGKAH, UNTUK MENAPAK 1000 JEJAK.......!!!
Sabtu, 30 Januari 2010
CINTA TERHALANG RESTU (chika's cerpen)
Pertemuan yang tidak sengaja membuat dua manusia yang berbeda latar belakang saling menyimpan rasa yang wajar di rasakan oleh remaja seusia mereka. Semua itu membuat mereka mengikat suatu janji sehingga mereka sama - sama merasa memiliki satu sama lain . kejadian ini berawal dari paman Sila yang mempunyai warung di dekat kampus Fadli. Warung itu tempat berkumpulnya para mahasiswa kampus Fadli.
Hubungan yang mereka jalani tersebut terdengar sampai ke telinga papa Sila , hingga suatu malam Sila di panggil dan di peringati oleh papanya supaya tidak berhubungan lagi dengan Fadli. Sila tidak bisa menjawab perkataan papanya , dia hanya diam dan merunduk ketika diperingati oleh papanya. sehingga Fadli merasa takut kehilangan Sila .
Angin berhembus sangat sejuk, tapi perasaan Fadli tidak sesejuk angin pada waktu itu. Kejadian tadi malam membuat Fadli tidak berkonsetrasi untuk kuliah. Tiba - tiba di balik lamunannya HP Fadli pun berbunyi “ halo ” Fadli pun mengangkat telpon. Suara di seberang pun menyahut “ halo, kak lagi dimana? Sila mau minta maaf tentang kejadian yang tadi malam. Papa itu bukan benci sama kakak , tapi papa itu cuma ngak suka kalau kita itu terlalu dekat, kakak tau kan kalau kebudayaan kita itu beda, jadi papa itu ngak mau kalau kakak mendakati Sila cuma mau menjerumuskan Sila aja. Sila itu juga yakin kalau kakak itu ngak kayak apa yang di bilang papa . Fadli pun berkata “ haha kamu itu kenapa sich? Kok ngomongnya serius gitu? Sila kamu itu tau kakak kan? Ini yang kakak tunggu selama ini, semakin besar tantangannya semakin bersemangat pula kakak mempertahankan hubungan ini. Kamu tenang aja ”. Di balik telfon Sila pun terbengong - bengong mendengar perkataan Fadli tersebut. Tidak pernah terpikir oleh Sila, fadli akan mengeluarkan kata – kata sesantai itu “Kakak serius?” Fadli menjawab “ Sila setelah selesai kuliah nanti kakak akan bicara dengan keluarga kakak tentang kamu. Kakak janji sama kamu kakak akan datang dengan keadaan yang baik , dengan tujuan yang baik , yang bisa membuat keluarga kamu bisa menerima kakak , tapi kamu juga harus janji , kamu mau menunggu kakak , kamu mau kan Sila?”. Sila pun terdiam dan langsung mematikan telfon.
Sila terpaku dan diam mengingat kalimat yang di utarakan oleh Fadli. Matanya mulai berkaca – kaca. Tak lama kemudian adik Sila pun masuk ke dalam kamar “ Kakak kenapa? Kok nangis?” Tanya lenny kapada kakaknya “ Fadli, Dia bakal nunggu kakak samapai selesai kuliah, Dia juga bilang kalau Dia akan datang dengan keadaan yang baik dan tujuan yang baik supaya papa bisa menerima Dia menjadi bagian dari keluarga kita “ Lenny pun menjawab “ bagus donk Kak, kenapa harus nangis “. Kakaknya hanya diam dan membaringkan badannya di atas kasur, karena dia capek dengan keadaan yang dialaminya. Melihat kakaknya yang ngga’ ingin diganggu Lenny pun keluar dari kamar dan membiarkan Sila sendiri dikesunyian.
Malampun datang dengan bulan yang sangat indah, bulan yang terang dan cerah, tapi tak secerah hati Sila. Sila mengingat lagi perkataan dari papanya, Sila menerima perkataan dari papanya karena dia tahu kalau papanya telah mengalami pengalaman yang banyak, tapi di satu sisi Sila tidak ingin berpisah dengan Fadli karena Sila sangat sayang dengan sosok yang membawa kenyamanan dlm hidupnya itu.
Di dalam kamar, Sila di temani oleh adiknya Lenny. Di dalam lamunan mereka, akhirnya Sila berkata “ huh bosen banget aku Lenn , kamu ngak bosen? Biasanya kalau lagi bosen gini kita lagi di warung pamankan? Tapi mau gimana lagi kalau ketauan papa bisa mati kakak “ Lenny menjawab “ iya kak Aku juga bosen. Kalau kakak ngga’ boleh keluar akupun juga ngga’ boleh kan?”. Malam itu merupakan malam yang sangat membosankan bagi Sila dan Lenny. Karena bosan, akhirnya mereka memutuskan untuk segera tidur untuk melupakan sesaat kejadian yang mereka alami. Namun, sila tidak bisa tidur. Dia memiliki hasrat yang sangat tinggi untuk segera pergi ke tempat pamannya. Dia ingin bertemu dengan Fadli. Tak lama kemudian HP sIla pun melantunkan lagu dari “vierra: Bersamamu, itu bertanda kalau Fadli yang menelfon Sila. Dengan rasa senang yang luar biasa Sila pun mengangkat telfon Fadli “ Halo kak?” Fadli hanya diam mendengar suara Sila “ kenapa diam kak?” Akhirnya Fadli bicara dan mengungkapkan isi hatinya “ Sila, Aku kangen sama kamu , Aku pengen ketemu sama Kamu. Kenapa Kamu ngga’ ketempat paman hari ini?” Sila menjawab “ Aku juga kangen sama kakak tapi Aku ngga’ bisa kesana untuk saat ini, kakak tau kan keadaan nya saat ini kayak apa? Kalau Aku tetap maksain kehendak untuk ke tempat paman, bisa – bisa papa marah sama paman dan hubungan keluarga Sila bisa hancur” Fadli menjawab “ iya kakak ngerti Sila , maaf ya? Yaudah kalau gitu kamu tidur dulu y? Besok kamu harus kuliah pagi kan?” Sila menjawab “ iya ngga’ apa – apa kok Kak, “yaudah kalau gitu dream of me ya Sila” Fadly mengakhiri telfonnya. Akhirnya setelah di telfon Fadli, Sila pun bisa tidur dengan nyenyak .
Keesokan harinya setelah Sila selesai kuliah mereka pun janji untuk ketemuan. mereka pun janji ketemuan di sebuah café dekat kampus Sila. Setelah beberapa menit Fadli menunggu akhirnya Sila muncul juga. Sila pun mendekati Fadli, senyum Fadli mengembang dengan kedatangan Sila. setelah Sila duduk dan memesan minuman Fadli memulai pembicaraan “ gimana tadi kuliahnya?” Sila menjawab “ biasa aja kak ngga’ ada yang menarik pelajaran hari ini “. Fadli berkata “ hhaha jadi gitu ya? Oh iya gimana sama papa? apa papa masih ada mengungkit tentang masalah ini? Apa kakak seburuk itu di depan papa kamu? mungkin memang saat ini kita harus sabar menjalani hubungan kayak gini sampai papa kamu bisa menerima kakak seutuhnya?” Sila menatap Fadli dengan penuh arti dan berkata “ untuk saat ini papa udah nggak ada mengungkit lagi masalah itu tapi aku juga nggak tau gimana kedepannya. Aku cuma bisa berharap suatu saat nanti papa bisa menerima kakak dengan baik dan tulus”. Fadli mengenggam erat tangan Sila hingga membuat mata Sila berkaca – kaca dan berkata “ Aku sayang sama kakak, Aku harus gimana supaya papa bisa melepas Aku untuk berhubungan dengan kakak “ Fadli berkata “ Sila kamu harus yakin kalau kita itu bisa mempertahankan ini. Aku sayang sama kamu dan kamu juga sayang sama Aku akan ?” Sila menjawab “ Iya aku sayang sama kakak “ di sela obrolan mereka tiba – tiba HP sila berbunyi ternyata yang menelfon papa Sila. Spontan Sila pun kaget dan langsung panik, kemudian fadli berkata “ kamu ngga’ usah panik, angkat aja anggap ngga’ terjadi apa – apa” Sila pun mengangkat telfon papanya “ halo pa “ papanya berkata “ halo Sila, kamu dimana ? Kenapa belum pulang juga. Seharusnya kamu sudah berada di rumah jam segini “ Sila menjawab dengan gugup “ iya pa Sila,,, Sila…. Sila sudah dalam perjalanan pulang kok pa“. Kemudian Sila langsung menutup telfon tersebut. Fadli menatap Sila dan langsung berkata “ Sebaiknya kamu langsung pulang sekarang, dari pada papa kamu tambah curiga “. Sila menjawab “ kalau gitu Sila pulang dulu ya kak “ Fadli menjawab dengan senyuman. Sila segera meninggalkan cafe dengan segera dan langsung menuju rumah .
Setibanya di rumah, Sila langsung memasuki kamarnya dan Lenny sudah berada di dalam kamar tersebut. Lenny berkata “ kakak habis ketemu sama kak Fadli ya?” Sila menjawab “ iyaa Lenn , papa tau kalau kakak ketemu sama Fadli?” Lenny menjawab “ leNny juga ngga’ tau kak, soalnya tadi waktu papa ketemu sama Lenny papa nggak bilang apa – apa, emang tadi kakak ketemu dimana sama kak Fadli ?“ Sila menjawab “ tadi kakak ketemu sama Fadli di café dekat kampus, tadi Fadli mau jelasin tentang apa yang Dia pikirkan untuk kelanjutan hubungan kakak sama dia, sumpah Lenn kakak ngga’ mau kehilangan dia, kakak itu sayang banget sama dia Lenn. Kakak cuma mohon satu hal sama kamu, seandainya nanti papa nanya sama kamu apa kakak masih ada bertemu dengan Fadli, please Lenn kamu bilang aja ngga’ ada ya ? Kemudian Lenny menjawab “ Iya kak, Lenny janji sama Kakak, kalau Lenny ngga’ akan ngomong yang macam – macam sama papa “ Sila berkata “ makasih ya Lenn kamu memang adik yang paling bisa mengerti keadaan kakak. Kakak beruntung mempunyai adik seperti kamu“. Kemudian Sila dan Lenny saling berpelukan .
Malamnya Sila di panggil oleh papanya untuk segera ke ruang tamu. Leny bertanya pada Sila “ Tumben ya kak papa manggil ada apa sih ? “ Sila menjawab “ Iya kakak juga heran Lenn, kok papa manggil Kakak ya ? Apa mungkin papa tau tentang tadi siang kalau kakak ketemu sama Fadli ?” Lenny menjawab “ aduh Kak, Lenny juga ngga’ tau, gimana ni Kak ?” Di sela pembicaraan mereka Sila pun di panggil lagi “ SILA????” sila menjawab “ Iya pa sebentar Sila kesana, kakak keluar dulu ya Lenn “ Lenny pun mengangguk .
Di ruang tamu, Sila diberitahukan satu hal yang membuat Sila terkejut. Papa sila mengatakan “ Sila, papa dan mama berencana untuk memindahkan kamu ke tempat paman budi di Singapura. Kamu lanjutkan kuliah kamu disana. Dan kamu pun bisa melupakan Fadly. Sila termenung dan dia pun memberontak “ Apa pa? Pindah? Sila ngga’ mau pindah ke Singapura dan Sila juga nggak bisa melupakan Fadly karena Sila telah jatuh cinta kepada Fadly. Apa yang kurang dari Fadli sich pa, habis kuliah ini dia juga langsung ada kerja dari pemerintah kota tempat tinggalnya, dia baik, Sila nyaman berada dekatnya dan mengenalnya suatu kebahagian buat Sila, Papa Sila pun marah “ Pokoknya kamu harus pindah, papa ngga’ mau menerima alasan apapun dari kamu”.
Sila pun masuk ke kamar dan dia menceritakan semuanya kepada Lenny.
Sila tak berani mengatakan tentang kepindahannya kepada Fadly, dia takut Fadly sedih. Sampai hari keberangkatannya Sila tetap belum menceritakan kepada Fadly.
Sudah tiga hari, Fadly tidak melihat Sila. Dan HP Sila pun tidak bisa dihubungi. Fadly mencari tahu keberadaan Sila kepada Lenny. Dia menanyakan tentang keadaan Sila. “ Len, Kakak kamu kemana? Kok udah 3 hari Kak ngga’ pernah ngelihat Sila. No HP nya pun nggak bisa dihubungi”. Sila pun menjawab “ Tunggu bentar ya kAk, Lenny mau ngambil sesuatu dulu”. Dan dia pergi kekamarnya untuk mengambil suatu yang dititipkan Sila untuk Fadly, lalu dia pergi menghampiri Fadly
“ Kak, ini ada sepucuk surat dari Kak Sila”. Lalu Lenny pergi dan meninggalkan Fadly sendirian. Fadly membuka surat tersebut dan dia membaca isi surat itu yang isinya “ kakak, maafkan Sila ya karena ngga’ bisa kasih kabar sebelumnya. Papa mengambil keputusan ini secara mendadak dan tidak mengizinkan Sila untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa seizin papa. Walaupun kita dipisahkan oleh jarak dan waktu, Sila yakin jika kakak memang untuk Sila pasti kita akan bertemu juga, Seperti janjimu, Kau kan datang dengan keadaan yang baik , dengan tujuan yang baik , yang bisa membuat keluarga Sila bisa menerima kakak. Dan aku, akan menunggumu kak sampai saatnya nanti . aku sayang kamu kak .
Fadli pun terdiam membaca surat dari Sila. Fadli merasa semua prasangka serta kebingungannya selama ini terjawab semuanya oleh surat dari Sila. Fadlipun menjalani hari – hari nya tanpa Sila dan mulai membiasakan diri untuk tidak bersama Sila. Dan Fadli pun juga yakin, kalau suatu saat nanti dia bisa bertemu dengan Sila lagi dan bisa memiliki sila, SEUTUHnya .
Rabu, 13 Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)