.....WElcO00ooommeee.....
...Silahkaaan,,,, tengok-tengok dulu,,, jangan lupa commentnya yaaach

Jumat, 02 Juli 2010

Mata Kabur Terserang Virus Toxo

by : Titut Wisma Rudatin (http://spesialis-torch.com/content/view/93/26/)


Bekerja jauh dan harus nglajo menjadi problem tersendiri bagiku, apalagi meskipun aku (nama lengkapku adalah Titut Wisma Rudatin, umur 40 tahun saat ini mengajar di SMK 6 Jogjakarta) pada waktu itu sekitar tahun 1994 – 2000 tiap hari harus naik bis PP Jogja – Purworejo. Belum sempat untuk mengajar, sering badanku sudah capai duluan, padahal mengajar di sekolah lanjutan atas membutuhkan banyak energi dan pikiran. Namun aku malah kadang sudah tidak mood lagi, apalagi kalau dari rumah sudah membawa masalah keluarga. Dari inilah sepertinya penyakitku mulai menyerang tubuhku.

Karena kemungkinan kecapaian inilah akhirnya pada pertengahan tahun 2000 kepalaku terasa pusing. Aku menganggap kalau kepala pusing hanya penyakit biasa yang bisa disembuhkan dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Untuk mengobati kepalaku juga aku mencoba membeli obat-obatan seperti Paramex, Bodrex dll yang bisa menyembuhkan kepalaku kalau pas pusing tersebut. Setelah minum obat tersebut pusingku langsung hilang dan tidak sakit lagi. Namun beberapa saat kemudian pusing tersebut kumat lagi bahkan kalau pas kumat, yang kedua kalinya bisa rasanya lebih sakit lagi dibanding dengan sakit kepala yang pertama.

Di lain pihak, karena aku sudah merasa cukup lama mengajar di Purworejo, maka aku putuskan untuk mengajuan mutasi. Alasan utamaku adalah mengikuti suamiku yang bekerja di Jogja. Dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi aku mencoba mengajukan mutasi tersebut. Singkatnya permohonanku bisa dikabulkan namun harus menunggu beberapa waktu lamanya.

Mendapat kabar yang menggembirakan bisa pindah tersebut, rupanya rasa pusingku agak mereda. Namun bukan berarti sudah sembuh total. Aku berpikiran waktu itu, mungkin pusing yang aku derita ini karena stres, tempat kerjanya jauh, setelah memperoleh kejelasan bisa pindah, tiba-tiba saja pusingku mereda dan agak jarang kambuh.

Dalam proses menunggu penempatan yang baru di Jogja ini, tiba-tiba pada bulan Maret 2001 kepalaku pusing kembali. Padahal sebelumnya sudah jarang kumat. Namun waktu itu langsung saja kumat, bahkan kondisi tubuhku sudah sangat payah. Badanku rasanya lemas sekali, kepalaku pusingnya minta ampun, mataku juga tidak bisa untuk melihat dengan jelas, untuk bangun saja rasanya juga lemesnya setengah mati. Pokoknya rasanya sudah luar biasa.

Untuk mengobati penyakitku tersebut, aku disarankan untuk periksa ke dokter dan diberi obat-obatan yang katanya cespleng dan bisa sembuh setelah minum obat tersebut. Aku lupa nama obatnya tersebut. Supaya penyakit yang aku derita cepat sembuh, maka aku langsung meminumnya dengan dosis yang tinggi. Meskipun sudah diminum dengan dosis tinggi, penyakitku tetap belum bisa sembuh. Karena penasaran aku mencoba untuk memeriksakan diri ke dokter lain, siapa tahu dokter yang baru ini mengetahui penyakitku yang jelas.

Hasil pemeriksaan, aku disarankan untuk cek darah. Dari cek darah itulah akan diketahui penyakit apa yang diderita. “Coba ibu cek darah, saya curiga siapa tahu ibu terkena virus burung. Virus yang sekarang sedang ngetren-ngetrennya,” saran dokter kepadaku waktu itu.

Karena aku pengin sembuh, maka tanpa pikir panjang aku turuti saran dokter tersebut. Aku mendatangi sebuah klinik di selatan jembatan layang untuk cek darah. Di sana aku langsung diambil darahnya, namun aku sempat terperanjat ketika melihat darah yang diambil ternyata tampak sekali darah tersebut sangat hitam dan sepertinya sangat kotor. Padahal seharusnya darahnya tidak seperti itu, segar dan cerah. Namun darahku malah kelihatan pekat hitam sekali. Dari itulah aku sudah curiga, sepertinya benar apa yang dikatakan oleh dokter kalau aku ada yang tidak beres dalam tubuhku.

Kecurigaanku ternyata benar adanya, hasil lab aku positif terkena Toxoplasmosis dengan kadar 135. Dengan hasil tersebut, aku sempat nglokro, hidup ini sepertinya sudah tidak ada artinya lagi. Waktu itu aku sempat berputus asa, dan langsung menangis, sepertinya sudah tidak sanggup lagi menanggung penderitaan yang sangat berat ini. Betapa tidak, dokter mengatakan kalau penyakit yang aku derita ini masih dalam kategori penyakit yang misterius. Hingga saat ini obat yang mujarab mengobati penyakit Toxo belum seratus persen bisa menyembuhkan. Paling-paling hanya menurunkan kadar Toxo, itupun tidak bisa sembuh seratus persen. “Mati…. Aku apalah artinya hidup kalau penyakitku tidak bisa disembuhkan. Oh Tuhan, kuatkanlah iman umatmu ini untuk menghadapi cobaanmu. Berilah hambamu jalan keluar dan sembuhkanlah penyakitku ini,” tangisku waktu itu. Yang membuat aku patah semangat, karena dokter juga mengatakan kalau penyakitku bisa sembuh total namun memakan waktu tiga tahun. Dalam tiga tahun inilah harus menjalani pengobatan terus menerus dan tanpa henti sekalipun. Saudara-saudara dan teman-temanku juga kaget setengah mati setelah aku beritahu kalau sekarang aku terkena Toxo.

Di sekolah yang baru pun rekan-rekan guru pada gempar setelah aku beritahu kalau penyakit yang aku derita adalah Toxo (Waktu itu proses mutasiku sudah selesai dan aku ditugaskan mengajar di SMK 6 Jogjakarta). Beruntung salah satu rekan guru, namanya bu Eko juga terkena Toxo namun sedang menjalani terapi pengobatan. Dari bu Eko aku disarankan untuk menemui pak Juanda (seorang ahli pengobatan alternatif penyakit Toxo) yang juga membuka praktek di Jogjakarta. Awalnya kebetulan pak Juanda akan mengadakan seminar penyakit Toxo di Jogja, bu Eko menyarankan agar aku bisa ikut, siapa tahu setelah seminar dan mengikuti terapi penyakitku bisa sembuh.


Cara Pencegahan & Penyembuhan Penyakit TORCH Oleh Prof Juanda

Entah ada dorongan dari mana, tiba-tiba saja aku langsung setuju dan mengikuti seminar yang diadakan oleh pak Juanda tersebut. Nah dari situlah aku mulai mengenal apa itu Toxo, sebab-sebab penyakit Toxo, cara penanggulangan, dan cara penyembuhannya. Dalam seminar tersebut juga aku mendengarkan beberapa kesaksian orang yang pernah menderita Toxo dan berobat ke pak Juanda namun bisa sembuh. Dari orang-orang inilah aku menjadi semakin yakin untuk mengikuti terapi yang dilakukan oleh pak Juanda.

Lebih mantap lagi ternyata dalam seminar tersebut aku bertemu dengan pak Andar dan ibu, yang aku tahu dia juga pernah terkena penyakit tersebut. Bahkan pak Andar dan ibu menjadi panitia. Ini berarti pak Andar dan ibu sudah sembuh dari penyakit Toxo yang dideritanya tersebut. Setelah cerita kesana-kemari akhirnya aku disarankan oleh pak Andar dan ibu untuk ikut juga menjalani terapi yang dilakukan oleh pak Juanda. Dan mulailah aku menjalani pengobatan alternatif tersebut. Waktu itu, aku hanya sekedar berharap mudah-mudahan dengan perantaraan pak Juanda penyakitku bisa disembuhkan. Minimal mengurangi rasa sakit yang aku rasakan selama ini.

Baru meminum ramuan pak Juanda sebanyak setengah botol (berarti baru berjalan pengobatan selama setengah bulan), rasa-rasanya kepala ini sudah berkurang mumetnya. Badan terasa lebih enteng, dan tubuh lebih fresh dan segar seperti baru bangun tidur. Karena senangnya penyakitku sudah berkurang inilah, akhirnya aku semakin mantap untuk meminum ramuan tersebut. Saran yang diberikan oleh pak Juanda terus aku turuti dengan harapan bisa sembuh. Saran pak Juanda untuk melakukan terapi minimal tiga bulan, setelah itu supaya melakukan pemeriksaan ke laboratorium.

Memasuki bulan ketiga dan penyembuhan memasuki pada terapi yang ketiga aku langsung periksa darah ke lab. Begitu darahku diambil untuk dicek, aku menjadi yakin setelah melihat warna darahku sekarang tampak cerah, merahnya juga tidak kehitam-hitaman, lain ketika aku cek darah waktu itu. Kali ini jelas lain, dengan kenyataan ini aku sudah yakin kalau aku bisa sembuh dari penyakit Toxo tersebut. Keyakinan ini ternyata terbukti juga. Setelah hasilnya diberikan kepadaku, hasilnya Toxo yang aku derita selama ini ternyata sudah berkurang alias negatif. Syukur alhamdulillah. Hanya kata-kata itu yang aku ucapkan pertama-tama waktu itu. Ternyata Allah masih sayang kepadaku, buktinya meskipun waktu itu aku tidak yakin penyakitku bisa disembuhkan, namun berkat perantaraan pak Juanda, penyakitku bisa disembuhkan. Terima kasih pak Juanda!

Hampir sebulan aku sudah sembuh total, tiba-tiba saja aku dikagetkan dengan laporan dari anakku, Kristian Aditya (13). Tiba-tiba saja Kristian mengatakan kalau kepalanya terasa sakit dan sering merasakan pusing yang amat sangat. Rasa mumet ini sering kambuh apabila setelah melaksanakan aktifitas yang membutuhkan energi banyak seperti baru berolahraga dll. “Jangan-jangan Kristian juga bernasib sama denganku, bedanya mungkin karena Kristian anak laki-laki maka kalau sedang kumat tidak begitu dirasakan,” kataku waktu itu.

Untuk memastikan apakah anakku juga terkena Toxo maka tidak ada cara lain harus diperiksa ke laboratorium. Dan hasilnya sungguh diluar dugaan. Ternyata anakku juga terkena Toxo, malahan kadarnya lebih tinggi daripadaku, kalau aku hanya 139 namun Kristian malahan 400. Setelah mengetahui kenyataan ini, akhirnya anakku juga aku ikutkan untuk melaksanakan terapi dengan pak Juanda. Hingga saat ini anakku masih dalam taraf penyembuhan. Mudah-mudahan anakku juga bisa sembuh dari penyakit Toxo ini. ***


3 komentar:

  1. Bgmna keadaan mata anda saat ini. Krn sy jg pasien p juanda sdh 1 th berobat

    BalasHapus
  2. Bgmna keadaan mata anda saat ini. Krn sy jg pasien p juanda sdh 1 th berobat

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

terimakasih atas komentar dan telah mengunjungi blog sederhana ini, semoga bisa menjadi lebih baik ;)l